BREAKING NEWS
Loading...

Iklan

Arizal & Nadia

Alhamdulillah, akhirnya kutemukan dirimu wahai belahan jiwaku..

Era Digital

Mari songsong era digital dengan penuh semangat dan percaya diri.

Hidup itu indah

Hidup adalah anugerah.

Karya

Terus belajar dan berkarya.

RIZALmedia

Disinilah semua ide dan gagasan saya persembahkan.

Kepanjen Idol

Sebuah wadah yang saya persembahkan untuk mendukung generasi muda kita.

Komunitas Blogger Indonesia

Sebuah komunitas yang saya dirikan dan persembahkan untuk kawan-kawan para blogger dari seluruh Indonesia.

Radio Kepanjen FM

Media radio yang pernah saya dirikan untuk misi hiburan dan pendidikan.

Tentang Arizal

Wawasan

Belajar Blog

Belajar Desain Grafis

Belajar Multimedia

RIZALmedia

Software

Belajar Media Sosial

Film

Hiburan

Penulisan Amin Dipermasalahkan, Bukti Cinta pada Bahasa Indonesia EYD Semakin Luntur


Gara-gara salah pemahaman, mana Bahasa Indonesia yang sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), mana yang bahasa asing, dalam hal ini bahasa Arab, akhirnya kini banyak yang dengan bangga menulis tulisan yang tidak lagi sesuai EYD.


Entah itu berdalih panjang pendek pengucapan atau apalah, bagi saya penulisan yang tidak baku adalah bentuk pengubahan Bahasa Indonesia resmi EYD yang sangat saya banggakan. Dan ini bentuk penaklukan bahasa bagi saya.


Bagi Anda yang mengaku lebih cinta Bahasa Indonesia, mari serukan bahwa penulisan dalam Bahasa Indonesia sejatinya tidak akan mengubah arti dari kata itu sebenarnya.


Contohnya kata "Amin" adalah penulisan yang benar menurut EYD, kini dipermasalahkan oleh sebagian dari kita. Dan masih banyak lagi yang lain.


Bukankah juga dalam Islam kita diajarkan mengutamakan niat dalam pengucapan. Kok, bahasa yang sejak lama tidak dipermasalahkan kini menjadi pembahasan serius di kalangan mereka yang mengaku paling berhak masuk surga.


Bila EYD diubah dengan dalih agama, maka lambat laun penjajahan (penaklukan) atas Bahasa Indonesia akan terus berlanjut, ibu pertiwi akan terus menangis.


"Amin" adalah kata baku, jangan diubah-ubah!

Desa Temboro, Magetan, Jatim Tak Mengenal Lagi Budaya Lokal


Sangat disayangkan ya, sebuah desa di Kabupaten Magetan, Jawa Timur ini. Desa Temboro kini telah dianggap sebagai desa yang telah mengadopsi budaya Arab secara hampir 100%. Mulai dari cara berpakaiannya yang mengadobsi Arab Saudi 99%, yakni bagi wanitanya menggunakan hijab hitam panjang bercadar, dan bagi prianya mengenakan pakaian gamis sangat umum nampak dimana-mana.

Kita sering diingatkan oleh para sesepuh dan kyai, meski negara kita ini mayoritas penduduknya beragama Islam, namun jangan sampai budaya asing mengalahkan budaya lokal, dan kita seharusnya memiliki prinsip mencintai tanah air adalah wajib hukumnya, sampai-sampai kita diingatkan oleh para kyai dengan prinsip mencintai tanah air adalah sebagian dari iman, ini membuktikan bahwa syariat jangan dicampurkan dengan budaya lokal.

Budaya berpakaian lokal Arab memang seperti itulah adanya semenjak sebelum Islam ada di Arab, bahkan berbagai pemeluk agama di Arab pun berpakaian seperti itu adanya. Nah, cara berpakaian lokal Indonesia haruslah tetap kita jaga adanya semenjak nenek moyang kita hingga saat ini, seharusnya kita tetap mempertahankan seperti ini adanya. Bila pun kita mengenakan pakaian kebarat-baratan seperti t-shirt, baju kaos, dan lain sebagainya, namun alangkah baiknya tetap bercorak/berornamen seperti corak jawa/wayang/batik/budaya lokal masing-masing daerah dari seluruh Indonesia.

Semoga bisa dihapami. Sekali merdeka tetap merdeka! Sekali Indonesia tetap Indonesia! Bhineka Tunggal Ika! NKRI Harga Mati!

Tag Terpopuler


Top